A. Definisi Pengorganisasian
Menurut George Terry, Pengorganisasian yaitu
sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut
kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
Menurut
Cefto Samuel C, The Proccess of
establishing orderly uses for all organizational’s resources (pengorganisasian
merupakan proses mengatur semua kegiatan secara sistemastis dalam mengelola
sumber daya)
Jadi
pengorganisasisan adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang
telah ditetapkan serta menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta
menggapai tujuan bersama. pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan
sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen dan menghasilkan
penataan dari karyawan.
B. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Fungsi
pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang
telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
Menurut
Chester Barnard adalah pengorganisasian fungsi oleh yang menyangkut mampu
mendefinisikan posisi peran, pekerjaan terkait dan koordinasi antara otoritas
dan tanggung jawab. Oleh karena itu seorang manajer harus selalu mengatur untuk
mendapatkan hasil.
Actuating dalam Manajemen
A. Definisi Actuating
George
R.Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karea para anggota itu juga ini mencapai sasaran
tersebut.
Menurut
Keith Davis, actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Actuating,
merupakan fungsi manajemen yang kompleks dan merupakan ruang lingkup yang cukup
luas serta sangat berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada
akhirnya actuating merupakan pusat sekitar aktifitas-aktifitas manajemen.
Actuating pada hakekatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien.
Dari
pengertian diatas, actuating tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal
sesuai dengan pera, tugas dan tanggung jawabnya.
Fungsi
actuating berhubungan erat dengan sumber daya manusia, karena itu seorang
pemimpin dalam membina kerja sama, mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja
bawahannya perlu memahami faktor-faktor manusia dan pelakukan.
B. Pentingnya Actuating
Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam actuating adalah bahwa seorang karyawan
akan termotivasi untuk mengerjakan seseuatu jika :
- Merasa yakin akan mampu mengerjakan
- yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya
- tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak
- tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan.
- Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
C. Prinsip Actuating
Menurut
Kurniawan (2009), prinsip dalam actuating antara lain :
- Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
- mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
- menanamkan pada mansuia keinginan untuk melibihi
- menghargai hasil yang baik dan sempurna
- mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
- memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
- memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
https://www.scribd.com/doc/243643937/PENGORGANISASIAN-DALAM-MANAJEMEN-docx
Mengendalikan Fungsi Manajemen
A. Definisi Controlling
Menurut
Robert J.Mockler Controlling yaitu
usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tinfakan koreksi
yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan
efektif dan efisien.
Menurut
George R.Terry mengartikan controlling sebagai
mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi
kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil
pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. Kontrol Sebagai Proses Manajemen
T. Hani Handoko mengemukakan bahwa proses Controlling
memiliki lima tahapan yaitu :
- penetapan standar pelaksanaan
- Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
- Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
- pembanding pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
- pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan
Fungsi
ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan
lainnya sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen.
Controlling
diperlukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi
sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah digariskan atau ditetapkan.
C. Tipe-tipe Controlling
- Feeforward Control, sterring controls, dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan.
- Concurrent Control, yaitu pengawasan Ya-Tidak, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
- Feedback control, past action controls, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
Motivasi
A. Definisi Motivasi
Menurut
Walgito (dalam Basuki, 2008) Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu
atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan.
Menurut
Plotnik (dalam Basuki, 2008) motivasi mengacu pada berbagia faktor fisiologi
dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktifitas dengan cara yang
spesifik pada waktu tertentu.
B. Teori-teori Motivasi
Teori Motivasi Abraham Maslow (1943;1970)
Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan
pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal
dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar
sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus
terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu
tindakan yang penting.
- Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
- Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
- Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
- Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
- Kebutuhan aktualisasi diri(kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri danmenyadaripotensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh,
pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan
motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan
mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika
kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya
ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus
bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
Teori
Motivasi HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor
yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri
dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik)
dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang
untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar
manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),
sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan
tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
Teori
Motivasi McClelland (1961)
Dalam
studi motivasi lainnya, David McClelland (1961) mengemukakan adanya tiga macam
kebutuhan manusia, yaitu berikut ini :
- Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
- Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
- Need for Power (dorongan untuk mengatur)
C. Definisi Motivasi Kerja
Motivasi
kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari
dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi
menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai keupasan sesuai dengan
keinginannya.
Sumber : supiani.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../TEORI+TEORI+MOTIVASI.doc
http://eprints.uny.ac.id/9579/2/bab%202%20-07104244063.pdf
Basuki, Heru A.M. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Gunadarma.
Riyanti, B.P Dwi dan Prabowo, Hendro. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta : Gunadarma
Basuki, Heru A.M. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Gunadarma.
Riyanti, B.P Dwi dan Prabowo, Hendro. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta : Gunadarma
Kepuasan Kerja
A. Definsi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menurut Mathieu & Hamel (dalam raharjo dan Nafisah 2006) adalah
suatu
teori atau
konsep praktis yang sangat penting, Karena
merupakan
dampak
atau hasil dari keefektivan
performance dan kesuksesan dalam bekerja. Kepuasan kerja
yang rendah pada
organisasi
adalah
rangkaian dari menurunnya pelaksanaan tugas, meningkatnya absensi, dan penurunan moral organisasi.
B. Aspek-aspek Kepuasan Kerja
Gibson
(1995) menyatakan kepuasan kerja dipengaruhi oleh upah, pekerjaan, promosi,
penyelia dan rekan.
Aspek kepuasan kerja yang
memiliki
penilaian paling tinggi adalah sifat pekerjaan,
sedangkan aspek kepuasan kerja yang memiliki penilaian paling rendah adalah tunjangan.
C. Faktor Penentu Kepuasan Kerja
- Motivator Factor
Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang termasuk disini adalah:
- Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)
- Recognition (penghargaan)
- Work it self (pekerjaan itu sendiri )
- Responsibility (tanggung jawab )
- Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)
- Advancement (kesempatan untuk maju)
Herzberg (1966) berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.
- Hygiene factor
Hygiene
factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan;
berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor
yang termasuk di sini adalah :
- Working condition (kondisi kerja)
- Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)
- Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya)
- Supervision technical (teknik pengawasan)
- Job security (perasaan aman dalam bekerja)
Menurut
Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan mengurangi atau
menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena
ini bukan sumber kepuasan kerja.
Sumber : Raharjo,
S.T dan Nafisah, D.(2006). ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN
(STUDI EMPIRIS PADA DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN KENDAL DAN
DEPARTEMEN
AGAMA
KOTA SEMARANG). Jurnal.undip.ac.id. Vol 3, No.2 Hal 69
https://www.scribd.com/doc/17000839/Kepuasan-Kerja
MUHAIMIN.
(2004). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan Operator
Shawing Computer Bagian Produksi Pada PT Primarindo Asia Infrastruktur Tbk Di
Bandung. Jurnal PSYCHE, Vol.1, No.1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar