Rabu, 20 Januari 2016

KAMI GENERASI CERDAS

Tahukah anda menurut penelitian yang dilakukan Astin Nikmah pada tahun 2014 dalam penelitian bahwa  80% menurunnya motivasi belajar dapat menurun akibat kurangnya perhatian keluarga, lingkungan (sekolah dan rumah), bermain game, berpacaran, dan juga gadget. Hal ini juga didukung oleh pengamat dari salah satu koran ternama di Indonesia yang mengatakan hal yang sama menurut Astin. Dalam koran tersebut, dijelaskan motivasi belajar berdampak besar bag prestasi siswa-siswi Indonesia.
Karena itu Biro konsultasi psikologi akan membantu dan menyelesaikan masalah anda para orang tua untuk mendidik anak-anak anda agar dapat menaikkan motivasi anak anda. Di Biro konsultasi psikologi ini, kami akan membantu anda sebagai orang tua untuk menjelaskan perhatian yang bagaimana yang dibutuhkann anak, bagaimana mmbuat lingkungan yang baik, cara agar bermain game yang tidak membuat anak anda kecanduan, bagaimana kita sebagai orang tua juga mengajarkan bagaimana cara berpacaran yang baik sehingga berpacaran dapat memotivasi belajar, dan cara penggunaan gadget yang baik yang menunjang pembelajaran.
Nah yuk para orang tua kami tau bagaimana cara membentuk hal itu semua. Penawaran yang baik dari kami Biro konsultan adalah untuk Konsultasi PERTAMA KAMI BERIKAN "GRATIS"

Untuk melihat simulasinya silahkan KLIK DISINI !!!! atau cek video dibawah ini!!

Visi dari Biro Kami
Menjadi salah satu biro yang bergerak dalam bidan pelayanan jasa psikologi yang Independen, terpercaya, ternama dan termuka di Jakarta.

Misi dari Biro Kami
Menyelenggarakan jasa pemeriksaan psikologi yang objektive, Independen terpercaya di bidang PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KUNJUNGI SITUS KAMI DI www.kamigenerasicerdas.simplesite.com

Kamis, 25 Juni 2015

ANALISIS KASUS DENGAN TERAPI PSIKOANALISIS

PSIKOANALISIS
         Psikoanalisis adalah suatu sistem dalam psikologi yang berasal dari penemuan-penemuan Freud dan menjadi dasar dalam teori psikologi yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik. Psikonalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Dorongan-dorongan ini sebagian di sadari dan sebagian lagi tidak disadari. Sebagaimana yang diketahui bahwa teori-teori yang dikemukakan oleh Freud banyak dilandasi oleh hal-hal yang biologis. Arlow (1989) mengatakan bahwa psikoanalisis adalah sistem dalam psikologi yang lengkap dan luas, meliputi pengalaman-pengalaman dunia dalam dan dunia luar. Dasar biologis dan peranan sosial seseorang yang kesemuanya berfungsi dalam kehiduan pribadi maupun kelompok. 
Dalam melakukan terapi Psikoanalisis ada beberapa teknik yang dapat digunakan, yaitu :

  • Teknik Asosiasi Bebas.
  • Teknik Analisis Mimpi
  • Teknik Transferensi
  • Teknik Resistensi

KASUS :
Saya memiliki teman dekat dimana dari kecil dia adalah anak yang penakut akan hal-hal gaib. Sehingga, semasa kecil dia selalu takut untuk menonton film seram. Ditambah lagi mendengar cerita seram dari orang-orang terdekatnya. Namun hal itu tetap dia lakukan. Sampai-sampai dia pernah terbawa mimpi akibat menonton film seram yang menyebabkan dia ngompol karena rasa takut yang dia rasakan. Disamping itu, dia juga termasuk anak yang sangat aktif dalam melakukan suatu aktivitas. Setiap pulang sekolah dia bermain bersama teman-teman. Namun, hal itu membuat ayahnya marah. Karena setiap pulang sekolah dia suka bermain, yang seharusnya tidur siang. Sehingga keniginan untuk bermain sering tertunda. Jika ayahnya tidak dirumah dia suka bermain. Begitu pula sebaliknya, jika beliau ada dirumah pastinya dia tidak boleh keluar dan disuruh tidur siang. Itu adalah kasus yang teman saya alami dari umur 6- 10 tahun. Sehingga, pada tahun-tahun tersebut perkembangan kepribadian teman saya mengalami gangguan yang menyebabkan dirinya berperilaku sama pada tahun sebelumnya (terjadi regresi).
PEMBAHASAN :
Kasus yang teman saya alami adalah mengompol sewaktu berusia 6-10 tahun akibat rasa takut akan hal-hal gaib dan tertundanya melakukan aktivitas yang aktif seperti bermain hingga terbawa mimpi. Kasus tersebut saya hubungkan dengan teori psikanalisis oleh Sigmund Freud khususnya mengenai analisis mimpi. Freuds bekerja sangat dipengaruhi orang-orang ahli analisis mimpi. Bukunya The Interpretation of Dream (Die Traumdeutung) pertama kali diterbitkan tahun 1899. Di sini, ia menjelaskan bahwa mimpi sering dikaitkan dengan keinginan-pemenuhan.
Dia menjelaskan bahwa analisis mimpi perlu dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi pada pemimpi dalam kehidupan nyata. Terutama untuk peristiwa yang terjadi pada hari sebelumnya. Sebagian besar mencerminkan interpretasi mimpinya ketakutan, keinginan dan emosi yang ada dalam pikiran bawah sadar kita. Bahkan mimpi negatif dapat ditafsirkan sebagai peristiwa yang pemimpi berharap tidak akan terjadi. Hal ini terjadi pada teman saya, karena setiap menonton dan mendengar hal-hal yang gaib membuat dirinya ketakutan hingga terbawa ke dalam mimpi dan mengompol yang tidak dia harap akan terjadi.
Definisi Mimpi Menurut Freud, mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Baginya, mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginan yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Jika Freud seringkali mengidentifikasi mimpi sebagai hambatan aktivitas mental tak sadar dalam mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan individu, beriringan dengan tindakan psikis yang salah, selip bicara (keprucut), maupun lelucon.
Pada dasarnya hakikat mimpi bagi psikoanalisis hanyalah sebentuk pemenuhan keinginan terlarang semata. Dikatakan oleh Freud (dalam Calvin S.Hal & Gardner Lindzaey, 1998) bahwa dengan mimpi, seseorang secara tak sadar berusaha memenuhi hasrat dan menghilangkan ketegangan dengan menciptakan gambaran tentang tujuan yang diinginkan, karena di alam nyata sulit bagi kita untuk mengungkapkan kekesalan, keresahan, kemarahan, dendam, dan yang sejenisnya kepada obyek-obyek yang menjadi sumber rasa marah, maka muncullah dalam keinginan itu dalam bentuk mimpi. (tertundanya pemenuhan keinginan teman saya untuk bermain bersama teman-teman).
Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode Analisis Mimpi dapat digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam, baik berupa hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari karena ditekan oleh seseorang. Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil diungkap, maka untuk penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan.  

Minggu, 18 Januari 2015

Pelatihan & Pengembangan

A. Definisi Pelatihan
Menurut Andrew E. Sikula yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2000:43) mengemukakan bahwa pelatihan (training) adalah “suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas”.
Menurut Veithzal Rivai (2004 : 226) adalah ”Pelatihan adalah secara sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.”
Menurut Barry Chusway (1997:114) “Pelatihan adalah proses mengajarkan keahlian dan memberikan pengetahuan yang perlu, serta sikap supaya mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan standar”.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan itu adalah proses sistematis pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.

B. Tujuan dan Sasaran Pelatihan & Pengembangan
Tujuan Pelatihan adalah Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini.
Sasarannya adalah Peningkatan kinerja jangka pendek
Tujuan Pengembangan adalah Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasarannya adalah Peningkatan kinerja jangka panjang
1. Meningkatkan produktivitas.
2. Meningkatkan mutu tenaga kerja
3. Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM
4. Meningkatkan semangat kerja: Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik.
5. Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
7. Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growht)

C. Faktor Psikologi dalam Pelatihan & Pengembangan
Menurut Dole Yoder agar pelatihan dan pengembangan dapat berhasil dengan baik, maka harus diperhatikan delapan faktor sebagai berikut :
  1. Individual Differences
Tiap-tiap individu mempunyai ciri khas, yang berbeda satu sama lain, baik mengenai sifatnya, tingkah lakunya, bentuk badannya maupun dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pelatihan harus diingat adanya perbedaan individu ini.
  1. Relation to job analysis
Tugas utama dari analisa jabatan untuk memberikan pengertian akan tugas yang harus dilaksanakan didalam suatu pekerjaan, serta untuk mengetahui alat-alat apa yang harus dipergunakan dalam menjalankan tugas itu. Untuk memberikan pelatihan pada para karyawan terlebih dahulu harus diketahui keahlian yang dibutuhkannya. Dengan demikian program dari pelatihan dapat di arahkan atau ditujuakan untuk mencapai keahlian itu.
  1. Motivation
Motivasi dalam pelatihan ini sangat perlu sebab pada dasarnya motif yang mendorong karyawan untuk menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan motif yang mendorongnya untuk melakukan tugas pekerjaannya.
  1. Active Participation
Didalam pelaksanaan pendidikan pelatihan para trainess harus turut aktif mengambil bagian di dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai pelajaran yang diberikan, sehingga akan menimbulkan kepuasan pada para trainess apabila saran-sarannya diperhatikan dan dipergunakan sebagai bahan-bahan pertimbangan untuk memecahkan kesulitan yang mungkin timbul.
  1. Selection of trainee
Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti latihan itu dengan berhasil. Dengan demikian apabila latihan diberikan kepada mereka yang tidak mempunyai minat, bakat dan pengalaman, kemungkinan berhasil sedikit sekali. Oleh karena itulah sangat perlu diadakan seleksi.
  1. Selection of trainers
Berhasil atau tidaknya seseorang melakukan tugas sebagai pengajar, tergantung kepada ada tidaknya persamaan kualifikasi orang tersebut dengan kualifikasi yang tercantum dalam analisa jabatan mengajar. Itulah sebabnya seorang trainer yang baik harus mempunyai kecakapan-kecakapan sebagai berikut:
  • Pengetahuan vak yang mendalam dan mempunyai kecakapan vak
  • Mempunyai rasa tanggungjawab dan sadar akan kewajiban
  • Bijaksana dalam segala tindakan dan sabar
  • Dapat berfikir secara logis
  • Mempunyai kepribadian yang menarik
  1. Trainer Pelatihan
Trainer sebelum diserahi tanggung jawab untuk memberikan pelajaran hendaknya telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Dengan demikian salah satu asas yang penting dalam pendidikan ialah agar para pelatih mendapatkan didikan sebagai pelatih.
  1. Training Methods
Metode yang dipergunakan dalam pelatihan harus sesuai dengan jenis pelatihan yang diberikan. Misalnya, pemberian kuliah tidak sesuai untuk para karyawan pelaksana. Untuk karyawan pelaksana hendaknya diberikan lebih banyak peragaan disamping pelajaran teoritis.

D. Teknik dan Metode Penelitian & Pengembangan
Bentuk pelatihan dapat dibedakan ke dalam pelatihan pada pekerjaan dan pelatihan diluar pekerjaan. Metode-metode pelatihan di kelas dipakai dalam bentuk pelatihan di luar pekerjaan. Metode pelatihan di kelas terdiri atas :
  1. Kuliah
Merupakan suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan. Kuliah adalah pembicaraan yang diorganisasi secara formal tentang hal-hal khusus. Keuntungan dari kuliah adalah bahwa metode ini dapat dipakai untuk kelompok yang sangat besar sehingga biaya per trainee adalah rendah serta dapat menyajikan banyak bahan pengetahuan dalam waktu yang relative singkat. Kelemahannya adalah para trainee bersikap lebih pasif mendengarkan daripada aktif mencerna. Pada kuliah hanya terjadi komunikasi searah, sehingga tidak ada umpan balik dari trainees. Tidak dapat diketahui sejauh mana trainee mengerti dan menyetujui akan bahan latihan yang diberikan.
  1. Konperensi
Merupakan pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang sesuatu hal yang penting. Konperensi menekankan adanya diskusi kelompok kecil, bahan yang terorganisasi, keterlibatan peserta secara aktif. Pada metode konperensi belajar diperlancar melalui partisipasi lisan dan interaksi antar anggota. Para trainee dianjurkan untuk memberikan gagasan-gagasan mereka, yang kemudian didiskusikan, dievaluasi dan mungkin diubah oleh gagasan dan pandangan peserta yang lain. Pada konperensi para trainee belajar dari masing-masing dan tidak hanya belajar dari satu pengajar. Jumlah trainee biasanya sekitar 15-20 orang. Metode konperensi para trainee berguna terutama untuk pengembangan dari pengertian dan pembentukan dari sikap-sikap baru.
  1. Studi Kasus
Pada metode studi kasus trainee diminta untuk mengindentifikasi masalah dan merekomendasi jawabannya. Metode ini adalah metode belajar melalui perbuatan dan bermaksud meningkatkan pemikiran analitis dan kecakapan memecahkan masalah. Kekuatan dari metode ini adalah bahwa trainee dilatih dalam hal berpikir analitis kecakapannya memecahkan masalah. Kelemahan utama dari studi kasus ini adalah bahwa dalam keadaan nyata data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah masih harus dikumpulkan/dicari sendiri oleh manajer.
  1. Bermain Peran
Digunakan untuk memberi kesempatan kepada para trainee untuk mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan pemahaman mengenai pengaruh kelakuan mereka sendiri pada orang lain. Kebaikan metode ini adalah memungkinkan belajar melalui perbuatan, menekankan kepekaan manusia dan interaksi manusia, memberitahu secara langsung hasilnya, menimbulkan minat dan keterlibatan yang tinggi, dan menunjang pengalihan pembelajaran.
  1. Bimbingan Berencana atau Intruksi Bertahap
Terdiri atas satu urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan. Metode ini meliputi langkah-langkah yang telah diatur terlebih dahulu tentang prosedur yang berhubungan dengan dapat dikuasainya suatu keterampilan yang khusus atau suatu pengetahuan umum. Metode ini dapat dilaksanakan memakai buku atau mesin pengajaran.
  1. Metode Simulasi
Berusaha menciptakan situasi yang merupakan tiruan dari keadaan nyata. Dalam hubungannya dengan pelatihan, maka suatu simulasi adalah suatu jenis alat atau teknik yang menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata. Dalam hubungannya dengan pealtihan, maka suatu simulasi adalah suatu jenis alat atau teknik yang menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata yang ditemukan dalam pekerjaan. Contoh dari pelatihan adalah laboratorium antariksa. Pilot diajarkan menerbangkan kapal terbang jenis baru dalam model yang dapat bekerja seolah-olah seperti kapal terbang nyata. Para astronot kemudian di train untuk terbang ke bulan dalam kapsul ruang angkasa tiruan.

SUMBER : 
http://www.slideshare.net/tarakyo/pelatihan-dan-pengembangan
Munandar, A.S. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo.

Minggu, 09 November 2014

CONTOH KASUS PENOLAKAN ATAS MENGENAI ANGKA KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL) OLEH PARA BURUH TERHADAP PEMPROV DKI Jakarta

Sumber : Merdeka.com (http://www.merdeka.com/jakarta/buruh-dki-protes-biaya-rekreasi-rp-1900-tuntut-ump-rp-3-juta.html) 
Tanggal Berita : 7 November 2014

Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menetapkan angka kebutuhan hidup layak (KHL) DKI Jakarta 2014 sebesar Rp 2.538.176,31. Penetapan KHL itu tetap ditolak buruh. Sebab ada beberapa item yang tidak masuk dalam KHL 2014.
Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) M Rusdi mengatakan, tidak sepakat dengan KHL 2014. Salah satu item yang tidak disepakati adalah biaya rekreasi. Pasalnya, biaya untuk bersenang-senang hany Rp 1.900 per bulan.
"Biaya rekreasi hanya Rp 1.900 per bulan kita dapat apa. Kita ajukan Rp 25.000 per bulan. Jauh dong. Rekreasi itu kan ada tiketmasuknya, konsumsinya, transportasinya," katanya saat dihubungi, Jumat (7/11).
Dia menambahkan, dalam waktu dekat perwakilan buruh ingin kembali menemui Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pertemuan itu untuk menyampaikan ada angka yang tidak rasional pada penetapan KHL itu.
"Kami akan sampaikan ke Pak Ahok ini ada angka yang enggak rasional akan membuat kebijakan Pak Ahok ditertawakan banyak orang. Masa rekreasi di DKI Rp 1.900 buat naik angot saja Rp 3000. Kami tuntut ada panduan survei KHL dan angka rasional," jelasRusdi.
Rusdi berharap, beberapa item KHL lainnya seperti kopi, teh, dan pendidikan juga dapat diperbaiki angkanya. Sehingga paling tidak KHL menjadi Rp 2,65 juta. "Kami berharap rekreasi dibenerin, pendidikan, kopi dibenerin paling tidak KHL bisa Rp 2,65 lah, paling tidak Rp 3 juta kurang dikit (UMP). Nggak apa-apa," tutupnya

Analisis Kasus : 

Kasus ini mengulas mengenai aksi protes yang dilakukan parah buruh di DKI Jakarta. Aksi tersebut dilakukan karena mereka menolak mengenai angka kebutuhan yang telah ditetapkan Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp.2.538.176,31. Penetapan KHL itu ditolak karena ada beberapa item yang tidak masuk dalam KHL 2014

Berdasarkan kasus tersebut menunjukkan bahwa para pekerja tersebut (buruh) mengalami stres dan merasa ketidakpuasan mereka bekerja sehingga mengekspresikannya dalam bentuk demonstrasi seperti itu. Stres itu sendiri merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual manusia. Stres juga dapat diartikan sebagai suatu prsepsi terhadap situasi atau kondisi fisik lingkungan sekitar.
Penyebab dilakukannya tindakan anarkis tersebut berdampak psikologis, yakni berdasarkan salah satu teori dasar motivasi hierarki kebutuhan oleh Abraham Masslow yakni yang merupakan teori motivasi yang terdiri dari 5 macam kebutuhan diantaranya fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. (Masslow, 1993). Akibat pemutusan hubungan kerja tersebut, para pekerja tidak dapat memenuhi 5 kebutuhan dasar tersebut, salah satunya kebutuhan fisiologi yakni berupa kebutuhan pangan, sandang dan papan. Dengan diberhentikannya mereka, membuat para pekerja tidak dapat memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Selain itu, juga kebutuhan akan penghargaan juga tidak dapat terpenuhi, karena pekerjaan yang mereka lakukan tidak dihargai dengan diberhentikannya mereka secara sepihak. Kasus ini juga dapat dikaitkan berdasarkan teori Herzberg, yang merupakan teori dua faktor yakni para pekerja dalam melakukan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama diantaranya adalah faktor pemeliharaan dan faktor motivasi. Kasus ini lebih condong ke dalam faktor motivasi, karena para buruh tersebut tidak lagi mendapatkan kebijakan yang baik dari perusahaan.

Solusi untuk menaggulangi permasalah ini adalah dengan mendengarkan aspirasi dari para pekerja (buruh) mengenai kepuasan kerja mereka. Memperjuangkan hak mereka dan bagi para pejabat agar tidak mementingan kepentingan sendiri, utamakan kepentingan bersama agar segala sesuatunya berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. 

Sabtu, 08 November 2014

Psikologi Manajemen (Pertemuan 2)

Pengorganisasian Struktur Manajemen


A. Definisi Pengorganisasian
Menurut George Terry, Pengorganisasian yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
Menurut Cefto Samuel C, The Proccess of establishing orderly uses for all organizational’s resources (pengorganisasian merupakan proses mengatur semua kegiatan secara sistemastis dalam mengelola sumber daya)
Jadi pengorganisasisan adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan bersama. pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen dan menghasilkan penataan dari karyawan.

B. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
Menurut Chester Barnard adalah pengorganisasian fungsi oleh yang menyangkut mampu mendefinisikan posisi peran, pekerjaan terkait dan koordinasi antara otoritas dan tanggung jawab. Oleh karena itu seorang manajer harus selalu mengatur untuk mendapatkan hasil.


Actuating dalam Manajemen

A. Definisi Actuating
George R.Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karea para anggota itu juga ini mencapai sasaran tersebut.
Menurut Keith Davis, actuating  adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Actuating, merupakan fungsi manajemen yang kompleks dan merupakan ruang lingkup yang cukup luas serta sangat berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya actuating merupakan pusat sekitar aktifitas-aktifitas manajemen. Actuating pada hakekatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien.
Dari pengertian diatas, actuating tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan pera, tugas dan tanggung jawabnya.
Fungsi actuating berhubungan erat dengan sumber daya manusia, karena itu seorang pemimpin dalam membina kerja sama, mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja bawahannya perlu memahami faktor-faktor manusia dan pelakukan.

B. Pentingnya Actuating
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam actuating adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan seseuatu jika :
  • Merasa yakin akan mampu mengerjakan
  • yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya
  • tidak sedang dibebani oleh problem  pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak
  • tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan.
  • Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
C. Prinsip Actuating

Menurut Kurniawan (2009), prinsip dalam actuating antara lain :
  • Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
  • mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
  • menanamkan pada mansuia keinginan untuk melibihi
  • menghargai hasil yang baik dan sempurna
  • mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
  • memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
  • memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

             https://www.scribd.com/doc/243643937/PENGORGANISASIAN-DALAM-MANAJEMEN-docx


Mengendalikan Fungsi Manajemen
A. Definisi Controlling

Menurut Robert J.Mockler Controlling yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tinfakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Menurut George R.Terry mengartikan controlling sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

B. Kontrol Sebagai Proses Manajemen
T. Hani Handoko mengemukakan bahwa proses Controlling memiliki lima tahapan yaitu :
  • penetapan standar pelaksanaan
  • Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
  • Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
  • pembanding pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
  • pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan

Fungsi ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen.
Controlling diperlukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah digariskan atau ditetapkan.

C. Tipe-tipe Controlling
  • Feeforward Control, sterring controls, dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan.
  • Concurrent Control, yaitu pengawasan Ya-Tidak, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
  • Feedback control, past action controls, yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

Motivasi

A. Definisi Motivasi
Menurut Walgito (dalam Basuki, 2008) Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan.
Menurut Plotnik (dalam Basuki, 2008) motivasi mengacu pada berbagia faktor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktifitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.

B. Teori-teori Motivasi
Teori Motivasi Abraham Maslow (1943;1970)
Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
  • Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
  • Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
  • Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
  • Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
  • Kebutuhan aktualisasi diri(kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri danmenyadaripotensinya)

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

Teori Motivasi HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

Teori Motivasi McClelland (1961)
Dalam studi motivasi lainnya, David McClelland (1961) mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu berikut ini :
  • Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
  • Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
  • Need for Power (dorongan untuk mengatur)
C. Definisi Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai keupasan sesuai dengan keinginannya.

Sumber : supiani.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../TEORI+TEORI+MOTIVASI.doc
               http://eprints.uny.ac.id/9579/2/bab%202%20-07104244063.pdf
               Basuki, Heru A.M. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Gunadarma.
               Riyanti, B.P Dwi dan Prabowo, Hendro. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta : Gunadarma

Kepuasan Kerja

A. Definsi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menurut  MathieHamel (dalam raharjo dan Nafisah 2006) adalah suatu teori atau konsep praktis yang sangat penting, Karena merupakan dampak atau hasil dari keefektivan performance dan kesuksesan dalam bekerja. Kepuasan kerja  yang  rendah  pada  organisasi adalah rangkaian dari menurunnya pelaksanaan tugas, meningkatnya absensi, dan penurunan moral organisasi.

B. Aspek-aspek Kepuasan Kerja
Gibson (1995) menyatakan kepuasan kerja dipengaruhi oleh upah, pekerjaan, promosi, penyelia dan rekan.

Aspek  kepuasan  kerja yang  memiliki penilaian paling tinggi adalah sifat pekerjaan, sedangkan aspek kepuasan kerja yang memiliki penilaian paling rendah adalah tunjangan.

C. Faktor Penentu Kepuasan Kerja
  • Motivator Factor

Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang termasuk disini adalah:
  1. Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)
  2. Recognition (penghargaan)
  3. Work it self (pekerjaan itu sendiri )
  4. Responsibility (tanggung jawab )
  5. Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)
  6. Advancement (kesempatan untuk maju)
Herzberg (1966) berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.

  • Hygiene factor

Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di sini adalah :
  1. Working condition (kondisi kerja)
  2. Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)
  3. Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya)
  4. Supervision technical (teknik pengawasan)
  5. Job security (perasaan aman dalam bekerja)

Menurut Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena ini bukan sumber kepuasan kerja.

Sumber : Raharjo, S.T dan Nafisah, D.(2006). ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI EMPIRIS PADA DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN KENDAL DAN DEPARTEMEN AGAMA KOTA SEMARANG)Jurnal.undip.ac.id. Vol 3, No.2 Hal 69
https://www.scribd.com/doc/17000839/Kepuasan-Kerja
MUHAIMIN. (2004). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan Operator Shawing Computer Bagian Produksi Pada PT Primarindo Asia Infrastruktur Tbk Di Bandung. Jurnal PSYCHE, Vol.1, No.1

Senin, 13 Oktober 2014

Contoh Kasus Perilaku Dalam Organisasi di Dunia Bisnis.

Perilaku organisasi adalah studi sistematik dan penerapan pengetahuan tentanbagaimana individdan  tim  kerja  bertindak  dalam  suatu  organisasi  di tempat mereka bekerja.
Sebagai contoh, sebuah organisasi yang terjun mengarah kedunia bisnis sudah banyak sekali saat ini, organisasi-organisasi yang sudah siap tentu akan memenuhi tantangan ini dan berupaya mengungguli pesaing mereka, dengan  cara  kreatif  dan  inovatif  karena  mereka  tahu  taruhannya  sangat  tinggi. Setiap individu dalam organisasi biasanya berasumsi bahwa tujuan utama dari bisnis adalah mencapai keuntungan, namun apyandibutuhkan sehinggorganisasi mampu mencapainya?. Dalam sejumlah organisasi bisnis yang beroperasi saat ini, suatu penekanalebidiletakkan padpencapaian angka-angkdan bagaimana untuk mencapai angka-angka tersebut. Untuk  mencapai  angka-angka biasanya para pekerja akan lebih diasah sisi keterampilan teknik dan produktivitas (efisiensi dan efektivitas) mereka, dengan pertimbangan sisi besaran anggaran. Para pekerja yang berfungsi sebagai  mesin uang dan mampu mencapai angka-angka yang ditargetkan secara manusiawi bukanlah menjadi urusan para manajer mereka, sepanjang jumlah angka yang menjadi tugasnya terpenuhiDalam dunia bisnis saat ini, para manajer lebih menyadari untuk memperhatikan bagaimana para pekerja bereaksi terhadap situasi perubahan. Para manajer mulai melihat perilaku organisasi sebagai bagian rumit yang penting dari organisasi yang membutuhkan penanganan khusus, baik melalui pelatihan maupun pengembangan tenaga kerja. Dalam dunia bisnis saat ini, para pimpinan organisasi mulai menyadari bahwa perilaku organisasi adalah alat penting untuk mengelola tim kerja yang efektif. Itulah sehingga organisasi memerlukan perspektif perilaku organisasi dalam menangani dampak perorangan, kelompok, tim kerja, dan struktur, terhadap organisasdengan  tujuan  menerapkan  pengetahuan  tersebut  guna memperbaiki efisiensi dan efektivitas organisasi. Dengan demikian, pendekatan perilaku organisasi antara manager dan pekerja sangatlah penting karena mengacu pada bagaimana interaksi antara individu satu dengan lainnya.