Menurut
Andrew E. Sikula yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2000:43)
mengemukakan bahwa pelatihan (training) adalah “suatu proses pendidikan jangka
pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non
manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang
terbatas”.
Menurut
Veithzal Rivai (2004 : 226) adalah ”Pelatihan adalah secara sistematis mengubah
tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.”
Menurut
Barry Chusway (1997:114) “Pelatihan adalah proses mengajarkan keahlian dan
memberikan pengetahuan yang perlu, serta sikap supaya mereka dapat melaksanakan
tanggung jawabnya sesuai dengan standar”.
Dari
beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pelatihan itu adalah proses sistematis pengubahan
perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan
organisasional.
B. Tujuan dan Sasaran Pelatihan & Pengembangan
Tujuan Pelatihan adalah Peningkatan
kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini.
Sasarannya adalah Peningkatan kinerja
jangka pendek
Tujuan Pengembangan adalah Peningkatan
kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasarannya adalah Peningkatan kinerja
jangka panjang
1. Meningkatkan produktivitas.
2. Meningkatkan mutu tenaga kerja
3. Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan
SDM
4. Meningkatkan semangat kerja: Suatu
rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahaan
yang direncanakan dengan baik.
5. Menarik dan menahan tenaga kerja yang
baik
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
7. Menunjang pertumbuhan pribadi
(personal growht)
C. Faktor Psikologi dalam Pelatihan & Pengembangan
Menurut Dole
Yoder agar pelatihan dan pengembangan dapat berhasil dengan baik, maka harus
diperhatikan delapan faktor sebagai berikut :
- Individual Differences
Tiap-tiap
individu mempunyai ciri khas, yang berbeda satu sama lain, baik mengenai
sifatnya, tingkah lakunya, bentuk badannya maupun dalam pekerjaannya. Oleh
karena itu, dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pelatihan harus diingat
adanya perbedaan individu ini.
- Relation to job analysis
Tugas utama
dari analisa jabatan untuk memberikan pengertian akan tugas yang harus
dilaksanakan didalam suatu pekerjaan, serta untuk mengetahui alat-alat apa yang
harus dipergunakan dalam menjalankan tugas itu. Untuk memberikan pelatihan pada
para karyawan terlebih dahulu harus diketahui keahlian yang dibutuhkannya.
Dengan demikian program dari pelatihan dapat di arahkan atau ditujuakan untuk
mencapai keahlian itu.
- Motivation
Motivasi
dalam pelatihan ini sangat perlu sebab pada dasarnya motif yang mendorong
karyawan untuk menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan motif yang
mendorongnya untuk melakukan tugas pekerjaannya.
- Active Participation
Didalam
pelaksanaan pendidikan pelatihan para trainess harus turut aktif mengambil
bagian di dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai pelajaran yang diberikan,
sehingga akan menimbulkan kepuasan pada para trainess apabila saran-sarannya
diperhatikan dan dipergunakan sebagai bahan-bahan pertimbangan untuk memecahkan
kesulitan yang mungkin timbul.
- Selection of trainee
Pelatihan
sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk
dapat mengikuti latihan itu dengan berhasil. Dengan demikian apabila latihan
diberikan kepada mereka yang tidak mempunyai minat, bakat dan pengalaman,
kemungkinan berhasil sedikit sekali. Oleh karena itulah sangat perlu diadakan seleksi.
- Selection of trainers
Berhasil
atau tidaknya seseorang melakukan tugas sebagai pengajar, tergantung kepada ada
tidaknya persamaan kualifikasi orang tersebut dengan kualifikasi yang tercantum
dalam analisa jabatan mengajar. Itulah sebabnya seorang trainer yang
baik harus mempunyai kecakapan-kecakapan sebagai berikut:
- Pengetahuan vak yang mendalam
dan mempunyai kecakapan vak
- Mempunyai rasa tanggungjawab
dan sadar akan kewajiban
- Bijaksana dalam segala tindakan
dan sabar
- Dapat berfikir secara logis
- Mempunyai kepribadian yang
menarik
- Trainer Pelatihan
Trainer sebelum diserahi tanggung jawab
untuk memberikan pelajaran hendaknya telah mendapatkan pendidikan khusus untuk
menjadi tenaga pelatih. Dengan demikian salah satu asas yang penting dalam
pendidikan ialah agar para pelatih mendapatkan didikan sebagai pelatih.
- Training Methods
Metode yang
dipergunakan dalam pelatihan harus sesuai dengan jenis pelatihan yang
diberikan. Misalnya, pemberian kuliah tidak sesuai untuk para karyawan
pelaksana. Untuk karyawan pelaksana hendaknya diberikan lebih banyak peragaan
disamping pelajaran teoritis.
D. Teknik dan Metode Penelitian & Pengembangan
D. Teknik dan Metode Penelitian & Pengembangan
Bentuk
pelatihan dapat dibedakan ke dalam pelatihan pada pekerjaan dan pelatihan
diluar pekerjaan. Metode-metode pelatihan di kelas dipakai dalam bentuk
pelatihan di luar pekerjaan. Metode pelatihan di kelas terdiri atas :
- Kuliah
Merupakan
suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan. Kuliah
adalah pembicaraan yang diorganisasi secara formal tentang hal-hal khusus.
Keuntungan dari kuliah adalah bahwa metode ini dapat dipakai untuk kelompok
yang sangat besar sehingga biaya per trainee adalah rendah serta dapat
menyajikan banyak bahan pengetahuan dalam waktu yang relative singkat.
Kelemahannya adalah para trainee bersikap lebih pasif mendengarkan
daripada aktif mencerna. Pada kuliah hanya terjadi komunikasi searah, sehingga
tidak ada umpan balik dari trainees. Tidak dapat diketahui sejauh mana trainee
mengerti dan menyetujui akan bahan latihan yang diberikan.
- Konperensi
Merupakan
pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang sesuatu hal
yang penting. Konperensi menekankan adanya diskusi kelompok kecil, bahan yang
terorganisasi, keterlibatan peserta secara aktif. Pada metode konperensi
belajar diperlancar melalui partisipasi lisan dan interaksi antar anggota. Para
trainee dianjurkan untuk memberikan gagasan-gagasan mereka, yang
kemudian didiskusikan, dievaluasi dan mungkin diubah oleh gagasan dan pandangan
peserta yang lain. Pada konperensi para trainee belajar dari
masing-masing dan tidak hanya belajar dari satu pengajar. Jumlah trainee
biasanya sekitar 15-20 orang. Metode konperensi para trainee berguna
terutama untuk pengembangan dari pengertian dan pembentukan dari sikap-sikap
baru.
- Studi Kasus
Pada metode
studi kasus trainee diminta untuk mengindentifikasi masalah dan
merekomendasi jawabannya. Metode ini adalah metode belajar melalui perbuatan
dan bermaksud meningkatkan pemikiran analitis dan kecakapan memecahkan masalah.
Kekuatan dari metode ini adalah bahwa trainee dilatih dalam hal berpikir
analitis kecakapannya memecahkan masalah. Kelemahan utama dari studi kasus ini
adalah bahwa dalam keadaan nyata data yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah masih harus dikumpulkan/dicari sendiri oleh manajer.
- Bermain Peran
Digunakan
untuk memberi kesempatan kepada para trainee untuk mempelajari
keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan
pemahaman mengenai pengaruh kelakuan mereka sendiri pada orang lain. Kebaikan
metode ini adalah memungkinkan belajar melalui perbuatan, menekankan kepekaan
manusia dan interaksi manusia, memberitahu secara langsung hasilnya,
menimbulkan minat dan keterlibatan yang tinggi, dan menunjang pengalihan
pembelajaran.
- Bimbingan Berencana atau
Intruksi Bertahap
Terdiri atas
satu urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu
pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan. Metode ini meliputi
langkah-langkah yang telah diatur terlebih dahulu tentang prosedur yang
berhubungan dengan dapat dikuasainya suatu keterampilan yang khusus atau suatu
pengetahuan umum. Metode ini dapat dilaksanakan memakai buku atau mesin
pengajaran.
- Metode Simulasi
Berusaha
menciptakan situasi yang merupakan tiruan dari keadaan nyata. Dalam hubungannya
dengan pelatihan, maka suatu simulasi adalah suatu jenis alat atau teknik yang
menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata. Dalam hubungannya dengan
pealtihan, maka suatu simulasi adalah suatu jenis alat atau teknik yang
menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata yang ditemukan dalam pekerjaan.
Contoh dari pelatihan adalah laboratorium antariksa. Pilot diajarkan
menerbangkan kapal terbang jenis baru dalam model yang dapat bekerja
seolah-olah seperti kapal terbang nyata. Para astronot kemudian di train untuk
terbang ke bulan dalam kapsul ruang angkasa tiruan.
SUMBER :
http://www.slideshare.net/tarakyo/pelatihan-dan-pengembangan
Munandar,
A.S. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Suprapto, T.
(2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : Media
Pressindo.