Untuk
memahami tingkah laku manusia dan motivasi-motivasinya dengan lebih baik, para
psikolog terbagi dalam aliran-aliran pikiran yang berbeda tentang motivasi.
Aliran-aliran itu berusaha menjelaskan factor-faktor yang mendorong organism
untuk melakukan kegiatan atau perbuatan. suatu kelompok, yang terdiri para
psikologi objektif, telah mengajukan “teori kebutuhan tentang tingkah laku” ,
sedangkan kelompok lain yang pada umumya terdiri dari para ahli klinis atau
peara psikologi subjektif percaya akan pendekatan psikodinamik tinkah laku
manusia. Pendekatan terakhir ini mengatakan bahwa tinkah laku didorong oleh
kekuatan batin yang secara popular dikenal “Kepribadian Mental” meskipun dalam bidang
psikologi, pembicaraan yang luas tentang motifasi adalah penting, namun
pembicaraan demikian tidak dibutuhkan dalam uraian tentang kesehatan mental.
Tetapi supaya pembaca bisa memahami lebih mendalam bahan ini (terutama yang
belum mempelajari psikologi umum), sebaiknya disinggung secara singkat tentang
pokok dari materi ini.
Beberapa teori dan perinsip-perinsip
motivasi menjadi sangat berate bagi orang yang mempelajari ilmu kesehatan
mental jika dilihat dalam konteks penyusuaian diri dengan urutan sebagai
berikut : motifasi-frustasi dan konflik-tegangan emosi-respon-reproduksi
tegangan- akibat-akibat . Hendaknya diigatkan bahwa urutan yang sama juga
diikuti dalam belajar untuk mencapai penyesuaian diri yang baik
Masyarakat umum berpendapat bahwa semua
tingkah laku memiliki motivasi, tetapi tidak ada kesepakatan mengenai sifat dan
jumlah kekuatan yang mengerakan tingkah laku. Motifasi disertai dengan diikuti
oleh frustasi dan konflik yang mungkin singkat dan tidak berakibat apa-apa atau
berlangsung lama dan mengancam. Situasi ini juga disertai dan diikuti oleh
tegangan emosi meskipun untuk sementara menyenangkan, tetapi pada akhirnya
harus direduksikan. Tegangan selalu mendorong individu untuk mengadakan
respons. Jika peroses tersebut merupakan respon terkondisi, maka respons itu
akan diadakan dengaan cepat.
Motivasi
Motifasi
merupakan suatu istilah umum yang mencakup tinkah laku yang mencari tujuan dan
yang berkembang karna adanya tujuan-tujuan. Atau dapat dikatakan bahwa motivasi
adalah proses menggiatkan, mempertahankan, dan mengarahkan tingkah laku pada
suatu tujuan tertentu (Hulffman, Vernoy, & Vernoy,1997). Tingkah laku
mengarah ini mengarah pada suatu tujuan yang diinginkan, tetapi menjauhi
situasi yang tidak menynangkan bagi induvidu yang besankutan.
Semua tingkah laku, entah itu diinginkan
atau tidak,normal atau adnormal, adalah hasil dari penyebab-peneybab yang
saling terjalin antara yang satu dengan lainya. Dengan kata lain, semua tingkah
laku memiliki motivasi. Seorang mahasiswa mungkin memiliki nilai sedang karna
intelegensiinya sedang-sedang saja :ia tidak giat belajar: ia lebih suka
menggunakan waktunya untuk kegiatan-kegiatan sosial: ia mengalami hambatan
emosi selama ujian: ia sakit hati terhadap para dosennya : ia ingin mengeewakan
orang tuanya yang mengharapkan supaya anaknya menjadi mahasiswa teladan,
sebagainya.
Insting
Pada
awal abad ke 20 umumnya orang berangapan bahwa kekutan kekuatan pendorong
primer pada tingkah laku manusia adalah insting-insting. Misalnya Mc dougall
menyatakan –dalam bukunya an Introduction To Social Psychology
pada tahunn 1926 – bahwa kekuatan-kekuatan pendorong yang esensial dari pikiran
dantindakan adalah bawaan.ia membuat daftar beberapa insting khusus, seperti
pelarian diri,rasa inggin tahu, suka berkelahi, pembiakan keinginan untuk
mencapai sesuatu .
Istilah insting telah dipakai
denagan berbagai arti. Definisi klasiknya ialah suatu pola tingkah laku yang
terorganisasi dan kompleks yang merupakan cirri khas dari mahluk tertentu pada
situasi khusus,tidak dipelajaridan tidak berubah. Insting yang didefinisikan
seperti ini tidak dipelajari dan tidak berubah. Insting yang didefinisikan
seperti tidak ini tidak ada pada manusia atau sekurang kurangnya tidak ada yang
diperlihatka secara ilmiah.
Ada beberapa psikologi modern yang
tidak mau membuang konsep insting tetapi mengubah definisinya. Misalnya maslow
mengumakakan apa yang disebutnya “kebutuhan-kebutuhan instingtif”
kebutuhan-kebutuhan ini menurut keyakinanya memiliki dasar insting.
- Dorongan (Drive) atau kebutuhan (Need)
Iatilah dorongan (drive) dan
kebutuhan (need) telah mengantikan konsep insting lebih tua, dan ,kata yang
relative baru ini lebih fleksibel karna jika digabung dengan motif(motive) maka
kedua kata tersebut mencakup akibat-akibat belajar dan warisan biologis.
Dorngan (drive) adalah munculnya
kecendurunan bereaksi yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dan tetap
mempertahankan kegiatan-kegiatan itu
dalam organisme. Dorongan dibagi menjadi dua macam,yakini dorongan sekunder (primary
drives) dan dorongan sekunder (secondary drives). Dorongan primer adalah
dorongnan fisiologi dorongan sekunder adalah dorongan sosial.
Kebutuhan (need) merupakan
kekurangan yang mengakibatkan ketidak keseimbangan, yang mengacaukan
(equilibrium) yang optimal pada individu. Kekurangan ini menimbulkan kegiatan
dalam organism. Kebutuhan merupakan satu dorongan untuk bertindak.
- Motif (motive)
Kebutuhan seperti dikatakan di atas
merupakan suatu kekurangan umum yang menimbulkan suatu motif atau lebih. Motif
adalah suatu peroses yang agak sepesifik dan yang telah dipelajari . motif itu
diarahkan pada suatu tujuan. Misalnya, seseorang mungkin lapar dan butuh makan.
Dan mengerkan tubuhnya untuk membeli makan dan memakannya.
- Empat Penjelasan Motivasi
Para psikologi telah
memberikan perhatian besar pada masalah yang sangat sulit untuk mengetahui apa
saja yang menjadi dorongan-dorongan atau kebutuhan-kebutuhan fundamental.
Mereka telah memberikan kepada kita banyak klasifikasi, mulai dari daftar yang
dikemukakan Murray yang berjumlah 37 sampai pada apa yang dikemukakan Combss
dan sygg yang hanya pada 1 saja. Meskipun selayang pandang tidak ada kespakatan
diantara mereka, namun kalu dinikmati dengan baik,kebanyakan pendapat tersebut
memliki persamaan. Gambaran singkat mengenai kempat teori tersebut dapat
diuraikan dibawah ini.
Sigmun
freud
Uraian yang lengkap tentang
pandangan Freud telah dikemukakan, tetapi disini hanya ditemukan pa yang
dikatakan Freud dalam bukunya Outline of psycoanalyisis karna merupakan buku
terakhir dari rinkasan pandangan-pandanganya. Freud adala seorang dualis, ia
mendasarkan teori insting-insting dan motifasi, ia mengatakan (1949)
Kemudian,freud mengumakakan jelas bahwa 2
insting. “eros dan insting perusak” , merupakan “pentebab terkahir dari semua
kegiatan. Apakah yang dimaksud dengan eros dan insting perusak itu? Eros adalah
juga dorongan untuk memelihara diri sendiri.
Sebaliknya, insting perusak
merupakan keingginan untuk merusak, bahkan merusak diri sendiri dengan kematian
brill menjelaskan bahwa insting hidup atau eros adalah menghasilkan hidup
dengan menyatukan partikel-partikel kehidupan atau sel-sel benih, sedangkan
funsi insting mati adalah mebuat bahan organic yang hidup berbalik pada keadaan
semula tanpa hidup atau anorganik (Brill,1946) freud mengembankan kenyataan
yang mengumakakan bahwa individu membatalkan kepuasan langsung nafsu libido
untuk menghadiri rasa sakit untuk memperoleh kenikmatan yang lebih besar dari
pada waktu yang akan dating.
Freud masih merupakan tokoh yang
begitu kontrovrasional sehingga sulit menilai karyanya. Ia telah memberikan
sumbangan yang banyak terhadap pemahaman kita mengenai kepribadiaan. Tiga
kelemahan dapat diperlihatkan disini. Pertama pandanganya terhadap
insting-insting begitu sempit shingga mengunakan konsep sublimasi yang patut
diragukan untuk menjelaskan beranekaragam kegiatan manusia . kedua ia terlalu
menekankan pentingnya seks, terutama pentingnya pengaruh pengalaman-pengelaman
seks awal terhadap factor tingkah laku dewasa.ketiga, ia mengabaikan manusia
sebagai organisasi yang memiliki kebutuhan-kebutuhan sosial tetapi hanya hanya
menekankan kebutuhan-kebutuhan instingtif dan biologis.
Alfred
adler
Ia adalah seorang mahasiswa freud, tetapi pada tahun
1912 ia memisahkan diri dari gurunya dan mendirikan suatu aliran psikologi
individu. Adler adalah seorang monis karna ia menekankan perjuangan akan
superroritas. Adler berpendapat bahwa hanya ada ada satu dorongan dasar ,
yakini harsat untuk berkuasa sebetulnya menurut adler , keamana merupakan
dorongan dasar sedankan usaha-usaha untuk mencapai superioritas hanyalah sarana
untuk mencapai tujuan keamanan lebih lanjut adler, mengatakan bahwa perasaan
inferioritas, tidak adekuat, dan tidak aman menentukan tujuan hidup seorang
individu (Adler,1927)
Ia berpendapat bahwa keamanan dari bahaya sejak
tidak cukup, individu memerlukan batas keselamatan yang mencapai dengan
dominasi dan superioritas. Denagan kata laian , perjuangan akan prestasi dan
status sesunguhnya merupakan pekembangankebutuhan fundamental akan keamanan.
Menurut Adler perjuangan melawan perasaan- perasaan
infenrior dasar tidak aman (istilah-istilah yang kadan-kadang digunakan secara
ditukar)mulai pada awal kanak-kanak. Tujuan yang diarahkan oleh kesa-kesan yang
diberikan linkungan kepadanya pada masa kanak-kanak.keadaan ideal adalah tujuan
setiap manusia munkin sekali terbentuk dalam bulan bulan pertama hidupnya.
Apabila kita bagaimana kita dengan sangat berhasil
dapat melawan perkembangan dan perjuangan akan kekuasaan-kejahatan peradaban
kita yang palin menojol ini – kita dihadapkan pada kesulitan karna perjuangan
ii dimulai ketika anak tidak mudah didekati . orang dapat memulai berusaha memperbaiki
dan mejelaskan baru kemudian sekali dalam hidup. Tetapi hidup pada anak pada
waktu ini memberikan kesempatan untuk mengembankan perasaan sosialnya
sedemikian rupa sehingga perjuangan akan kekuasaan peribadinya menjadi factor
yang begitu penting (1927).
Mereka mengatakan bahwa psikologi memiliki dua frame
of reference yang umum. Frame of reference yang lebih tua adalah pendekatan
eksternal terhadap tingkah laku manusia. Dalam frame of reference ini, para
psikolog mengamati subjek-sebjek dalam berbagai situasi dan berusaha
menjelaskan tinkah laku subjek-subjek tersebut menurut situasi yang diberi
reaksi mereka. Atas dasar observasi-observasi ini ,penybab-penybab tingkah
lakuditetapkan untuk segi-segi linkunganyang mendapatkan reaksi subjek-subjek
tersebut. Para penulis ini menekankan pentingnya sumbangan-sumbangan mengenai
pendekatan ini.
Fenomena adalah suatu istilah teknis
untuk metode filsafat yang dimaksudkan kedalam psikologi oleh Hussrel pada
tahun 1900. Metode ini menekankan pengalaman langsung dan bentuk pengalaman
ini. Medan fenomenal adalah seluruh alam semesta termasuk diri sendiri yang
dialami oleh individu pada waktu melakukan tindakan. Kebutuhan menjadi titik
fenomenal dari tingkah laku. Kebutuhan merupakan pemeliharaan dan peningkat
dirinya fenomenal . diri fenomenal adalah bagian dari medan fenomenal. Tetapi
bagaian dari medann fenomenal. Diri yang dialami individu sebagaisuat khas yang khas baginya itulah aku.
Kebutuhan ini memiliki dua ciri khas
pokok
- Pemeliharaan diri (the maintenance of the self)
- Peninkatan diri (the enhancement)
Seperti dikatakan oleh combs dan snygg, medan
parseptura setiap orang adalah setabil dan mudah bergerak. Teori motivasi yang
dikemukakan Combs and and Snygg mengandung banyak hal yang patut diberi ulusan.
Melalui konsep diri fenomenal, mereka berhasil menjalani hubunggan yang sangat
penting antara stimulus-setimulus dari situasi luar yang langsung.
Abraham
Maslow
Maslow
menekankan bahwa individu harus dilihat sebagai suatu keseluruhan dan bukan
hanya bagian-bagian. Memang untuk tujuan-tujuan praktis, orang harus berpikir
akan kebutuhan-kebutuhan tertentu atau motif-motif khusus, tetapi sebenarnya
organisme seluruhnya digerakkan untuk melakukan kegiatan. Dengan demikian,
Maslow menekankanbhwa setiap tingkah laku yang dimotivasi dapat memuaskan
banyak kebutuhan sekaligus. Maslow mengemukakan konsep , “hierarki prapotensi”,
yang berarti bahwa suatu kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi tidak bisa
muncul sebelum kebutuhan yang lebih prapoten dipuaskan. Terdapat lima kebutuhan
menurut Maslow yaitu; fisiologis, keamanan, cinta dan memiliki, penghargaan,
dan aktualisasi diri. Sebelum seseorang dapat memuaskan kebutuhan aktualisasi
diri, ia harus memenuhi empat kebutuhan yang berada pada tingkat yang lebih
rendah, yaitu:
1.
Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan dasar yang memepertahankan
kesejahteraan fisik dan untuk memuaskan tegangan-tegangan yang disebabkan oleh
rasa lapar, haus, letih, seks, stres, sakit fisik, dan kurang tidur.
Ketika seseorang merasa lapar, ia akan
mengatur semua kapasitas badannya untuk memuaskan rasa lapar, dan keinginan
untuk memebli sepatu batu atau sebuah mobil baru adalah sekunder. Orang yang
lapar hanya berpikir tentang makanan.
2.
Kebutuhan
Akan Rasa Aman
Kebutuhan ini muncul apabila kebutuhan
fisiologis telah terpenuhi. Semua kapasitas individu mungkin terorganisasi
untuk melayani tujuan-tujuan akan rasa aman, termasuk rasa aman dari
kekuatan-kekuatan destruktif dan dari ancaman-anacaman, dari luka-luka.
Seorang anak dengan penuh ketakutan akan
berpegang teguh pada orang tuanya justru memeperlihatkan peranan orang tua
sebagai pelindung. Anak-anak mencari suatu lingkungan yang aman, tertib,
teratur dan dapat diramalkan serta dilindungi dan dijaga oleh orang tua.
3.
Kebutuhan
Akan Cinta dan Memiliki
Kebutuhan ini muncul apabila kebutuhan
fisiologis dan rasa aman telah terpenuhi. Kebutuhan akan cinta sangat terasa
apabila kekasih, istri, suami, atau anak-anak tidak ada.
Kebutuhan akan cinta bisa terungkap
dalam keinginan akan teman-teman atau dalam keinginan akan hubungan-hubungan
efektif dengan orang lain. Kebutuhan akan memiliki terlaksana apabila kita
menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, menerima nilai-nilai
dan sifat-sifat atau memakai pakaian seragamnya dengan maksud supaya merasakan
perasaan memiliki.
4.
Kebutuhan
Akan Penghargaan
Sebuah penghargaan dibutuhkan oleh
seseorang ketika tiga kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi. Menurut Maslow
kebutuhan ini terbagi menjadi dua: penghargaan yang berasal dari orang lain dan
penghargaan terhadap diri sendiri.
Penghargaan dari luar dapat berdasarkan
reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestise, atau keberhasilan dalam
masyarakat, semua sifat dari bagaimana orang-orang lain berpikir dan bereaksi
terhadap kita. Kita haru mengetahui kebaikan dan kelemahan yang ada dalam diri
kita, agar memiliki perasaan harga diri yang sejati.
5.
Kebutuhan
Akan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini adalah yang paling tinggi
dan muncul ketika kebutuhan-kebutuhan sebelumnya terpuaskan. Kebutuhan ini
diungkapkan oleh guru ketika ia mengajar, seniman ketika ia melukis, pemusik
ketika ia memainkan alat musiknya, dokter ketika ia menyembuhkan penyakit, ibu
rumah tangga ketika ia berhasil mengelola kehidupoan rumah tangganya.
Dibawah ini akan ditampilkan contoh
macam-macam kepuasan kebutuhan yang di anggap cocok untuk berbagai tingkat
perkembangan.
BAGAN 1
PERTUMBUHAN
MENUJU KEMATANGAN DALAM MEMUASKAN KEBUTUHAN-KEBUTUHAN DASAR
KEPUASAN
AKAN KEBUTUHAN-KEBUTUHAN BIOLOGIS
|
|||
TINGKAT
KEPUASAN
|
KEBUTUHAN
AKAN PERASAAN ENAK
|
KEBUTUHAN
AKAN HIDUP
|
KEBUTUHAN
SEKSUAL
|
MASA BAYI
|
Dijaga
supaya tetap kering dan hangat. Tidur jika perlu. Kegiatan otot menendang dan
memukul-mukul tangan.
|
Memuaskan
segera rasa lapar berdasarkan tuntutan.
|
Menyusu
(menghisap) dan eliminasi.
|
AWAL MASA KANAK-KANAK
|
Tidur
menurut jadwal tetap. Kegiatan fisik dengan menggunakan otot-otot besar.
|
Kepuasan
akan rasa lapar mungkin ditangguhkan. Mulai memiliih makanan yang disukai.
Kebiasaan sosial menjadi penting.
|
Kenikmatan
pada mulut dan dubur, masntrubasi, ingin tahu tentang seks.
|
MASA KANAK-KANAK
|
Sangat
giat dan menggunakan otot kecil dan
besar. Istirahat sering kali harus dipaksakan.
|
Makan
bertambah. Makanan yang diinginkan bervariasi.
|
Kenikmatan
pada mulut dan dubur berkurang. Kegiatan heteroseksual dilakukan dengan
bermain. Lekat pada kehidupan seks sendiri
|
AAWAL MASA REMAJA
|
Pola-pola
tidur mulai mirip orang dewasa. Senang latihan fisik (gerak badan) mencari
petualangan.
|
Dorongan
untuk makan semakin kuat; selera makan mulai rewel; kebiasaan kesehatan
menjadi penting.
|
Tertarik
pada lawan jenis. Mulai menggoda-goda, berlanjut dengan kencan. Tertarik pada
alat-alat kelamin. Masntrubasi mungkin muncul lagi
|
MASA DEWASA
|
Masa-masa
kerja diimbangi dengan istirahat, rekreasi dan bersantai-santai yang memadai.
|
Kebiasaan yang
menyangkut makanan dan kesehatan rutin yang dirasa memuaskan.
|
Kegiatan
heteroseksual yang memuaskan atau sublimasi dorongan seks.
|
BAGAN 2
PERTUMBUHAN
MENUJU KEMATANGAN DALAM MEMUASKAN KEBUTUHAN-KEBUTUHAN DASAR.
KEPUASAN AKAN
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN BIOLOGIS
|
|||
TINGKAT KEMATANGAN
|
ANTAR PRIBADI
|
KEDUDUKAN DALAM KELOMPOK
|
PERKEMBANGAN
|
MASA BAYI
|
Dipegang,
digoyang-goyang, dan diajak bermain.
|
Tidak
ada, sangat egoistik.
|
Menuntut
perhatian terhadap tangisan. Ingin digoyang-goyang, dipegang, ingin
diperhatikan secara verbal dan fisik.
|
AWAL MASA KANAK-KANAK
|
Orang
tua dan anggota keluarga memperlihatkan cinta secara verbal dan fisik.
|
Melalui
kelompok keluarga di mana dia merasa aman dan memiliki tempat tertentu.
|
Manipulasi
hal-hal ; bermain dengan berkhayal; tidak mau campur tangan dari orang
dewasa; mengerjakan tugas-tugas dimana ia merasa siap untuk melakukannya
(berbicara, berjalan, dan sebagainya).
|
MASA KANAK-KANAK
|
Kasih
sayang orang tua penting, tetapi kadang tidak mau diperlihatkan secara fisik.
Kawan sesama jenis dipilih untuk
hubungan yang akrab.
|
Keamanan
dalam keluarga masih dibutuhkan, tetapi status dalam kelompok sebaya mulai
dianggap penting.
|
Senang
bermain dalam regu. Memulai kegiatan fisik dengan prakarsa sendiri. Rasa
ingin tahu bertambah dan prestasi dalam pertumbuhan mental penting.
|
AWAL MASA REMAJA
|
Harus
kelihatan, berbicara dan berbuat seperti kawan-kawan akrab. Sering bentrok
dengan kawan-kawan sebaya dan orang-orang dewasa.
|
Status
di kelompok sosial lebih penting daripada status di rumah. Ingin memperoleh
hak-hak khusus orang dewasa di rumah.
|
Ingin
akan otonomi. Kekuasaan orang dewwasa ditentang. Ingin supaya prestasinya
dihargai. Berusaha bebas dari rumah, tetapi membutuhkan keamanannya. Mencari
uang menjadi penting.
|
MASA DEWASA
|
Telah
memilih kawan-kawan dan bebrapa sahabat yang benar-benar dipercayai. Hubungan
intelektual atau percakapan memuaskan. Kawin, mencintai dan dicintai.
|
Status
dalam kelmopok keluarga dan kelompok-kelompok sosial dan pekerjaan-pekerjaan
di luar rumah.
|
Mengatur
diri sendiri dan berdiri sendiri (otonomi) secara ekonomis dan personal.
Pengalaman-pengalaman kerja yang memuaskan. Pengakuan terhadap prtestasi,
terutama opleh keluarga dan teman-teman.
|
FRUSTASI DAN KONFLIK
Frustasi
dan konflik adalah pengalaman-pengalaman individual yang merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari. Keduanya berhubungan erat dengan pemenuhan-pemenuhan
kebutuhan manusia, dan mengganggu ungkapan-ungkapan normal dari kecenderungan
motivasi manusia. Tetapi frustasi dan konflik itu sendiri tidak selalu buruk
karena yang menjadi persoalan ialah bagaimana seseorang menghadapinya dan
tindakan yang diambil untuk memecahkannya.
Frustasi
Suatu
perasaan yang muncul karena terjadinya hambatan dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang
menghalangi keinginan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan itu.Ada dua sumber
utama frustasi: sumber yang berasal dari luar (situasi-situasi dari luar) dan
sumber yang berasal dari dalam (dinamika batinian orang itu sendiri).
A.
Faktor
Eksternal
Sumber frustasi yang berasal dari luar
individu tidak dapat dihindari. Terdapat beberapa contoh sumber frustasi yang
berasal dari luar, yaitu:
1. Adat
kebiasaan atau peraturan-peraturan masyarakat yang membendung
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan individu,
2. Hal-hal
yang mengganggu, lebih-lebih yang berhubungan dengan kepentingan-kepentingan
dan cara-cara hidup individu yang sudah biasa, dan
3. Kondisi-kondisi
sosio-ekonomis yang menghalangi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar jasmaniah
individu.
B.
Faktor
Internal
Frustasi yang berasala dari dalam
mungkin disebabkan oleh faktor-faktor fisik dan perbedaan-perbedaan
intelektual. Faktor faktor fisik mungkin berupa rintangan-rintangan organik
atau penyakit. Apabila orang berbeda secara fisik dengan orang lain, maka ia
mudah sekali kena beberapa bentuk frustasi. Perbedaan intelektual juga dapat
menjadi sumber frustasi. Di dalam ruangan kelas kita kecewa apabila kita tidak
mampu bersaing dengan orang lain. Demikian juga anak-anak yang sangat pandai
akan mengalami frustasi apabila mereka mendapat tugas-tugas yang terlalu mudah.
·
KEMATANGAN EMOSI
Kontrol emosi bukan berarti emosi yang ada harus di
tekan, atau bahkan tidak diungkapkan. Akan tetapi disini lebih ditekankan
pada melatih emosi dengan cara mengubah
ekspresinya dan disalurkan melalui saluran-saluran yang berguna dan dianggap
baik. Agar efektif latihan ini sebaiknya
dimulai pada masa kanak-kanak, berbagai cara untuk mengontrol emosi antara
lain: mempelajari arti dan menggunakan secara efektif keadaan santai baik mental maupun fisik, dan
berusaha memperoleh keterampilan-keterampilan dan kecakapan supaya dapat
kepercayaan diri, menangguhkan dan meninjau kembali respons emosi sampai muncul
kesempatan yang lebih cocok, memperoleh penilaian diri yang lebih realistic
tentang kemampuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahan supaya dapat menghadapi
kenyataan.
Kematangan emosi mengacu pada kapsitas seseorang
untuk bereaksi dalam berbagai situasi kehidupan dengan cara-cara yang lebih
bermanfaat dan tidak bereaksi kekanak-kanakan. Ciri kematangan emosi dapat
diutarakan diutarakan sebagai berikut: (1) mampu menangguhkan dan mengontrol
emosi, (2) mampu memberikan repons emosional yang adekuat sesuai dengan tingkat
perkembangan seseorang, (3) mampu menerima frustasi terhadap situasi-situasi
yang menimbulkan frustasi tanpa bereaksi terhadapnya secara emosional, dan (4)
mengembangkan sikap yang fleksibel dan kemampuan menyesuaikan diri dengan kadar
yang lebih tinggi terhadap perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindarkan.
RESPONS
Manusia mewarisi kapasitas untuk belajar. Ia tidak
mewarisi pola-pola tingkah laku, kecuali refleks-refleks sederhana, mewarisi
otak tetapi tidak mewarisi informasi atau asosiasi-asosiasi mental. Mewarisi
potensi-potensi untuk adaptasi tetapi tipe mekanisme penyesuaian diri yang
digunakanya bergantung pengalaman yang dimilikinya. Untuk mewarisi kemampuan
berbahasa ia dapat mempelajarinya. Untuk mewarisi berpikir matematik, ia dapat
mempelajari ilmu matematika, aljabar, atau geometri. Untuk mewarisi kemampuan
mengembangkan pola-pola tingkah laku emosional dan sosial, ia dapat mempelajari
kepercayaan, control dan konformitas, atau menjadi antisosial.
Seorang individu tidak hanya membuat, tetapi ia juga
berbuat sesuai dengan sifat kepriadianya. Meskipun kepribadian seseorang
senantiasa berubah, namun ia selalu tetap menjadi dirinya dan bukan menjadi
orang lain.
Kita mengetahui bahwa manusia itu belajar dan kita
mengetahui banyak kondisi yang mempermudah belajar. Kita memiliki informasi
bagamaimana kita belajar. Dan kita mengetahui banyak kondisi yang mempermudah
belajar. Tetapi kita hanya sedikit mengetahui tetang apa yang terjadi dalam
system saraf selama proses belajar. Baik neurolog maupun psikolog fisiologi
tidak dapat memberikan jawaban-jawaban yang rinci terhadap pertanyaan bagaimana
terjadinya belajar. Tentu mereka akan memberikan jawabanya kepada kita pada
suatu saat yang akan datang. Tetapi karena belajar merupakan suatu proses, maka
dapat dipelajari dengan baik walaupun sama sekali tidak memahami daasar
strukturalnya.
·
Respons Terkondisi
Dipermulaaan
abad ke-20, Pavlov, seorang psikolog Rusia, memperhatikan bahwa anjing yang
dipakainya dalam percobaan mengadakan respons dengan air liur mengalir tidak
hanya pada makanan yang diberikan melainkan juga kepada stimulus-stimulus
subtitusi, seperti pemberi makanan atau suara langkah kaki yang mendekatinya.
Akhirnya, suatu respons terkondisi bisa
terbentuk, yakni anjing itu mengadakan respon dengan mengeluarkan air liur
terhadap bunyi bel itu. Suatu stimulus yang secara biologis tidak adekuat telah
menghasilkan respons serupa yang secara khas meripakan hasil dari stimulus yang secara biologis
adekuat.
Bahwa
pengondisian itu terjadi pada manusia merupakan hal yang biasa dan dapat
diamati. Kita sering mengalami mulut kita pennuh air liur ketika menunggu
makanan yang enak. Bayi belajar mengadakan repons pada waktu ia melihat sebuah
botol karena dalam pikiranya botol itu berhubungan dangan susu.
Watson
berhasil dalam mengondisikan seorang anak supaya takut akan seekor tikus putih.
Ketika tikus itu pertama kali muncul, anak itu tidak memperlihatkan rasa takut
tetapi ia mangulurkan tanganya untuk menyentuh tikus putih ketika disodorkan
kepadanya, kemudian sebuah palang baja ditempatkan di belakang anak itu dan
ketika ia kembali ingin menggapai tikus itu, palang dipukul keras sehingga
menimbulkan suara keras dan sampai pada percobaan kedelapan, palang tidak
dipukul tetapi anak itu telah dikondisikan sedemikan rupa hingga ia merespons
terhadap tikus itu dengan menarik diri dan menangis, ketakutan terhadap suara
dari palangyyang dipukul itu telah diasosiasikan dengan tikus itu. Ia sekarang
bereaksi secara emosional terhadap stimulus subtitusi itu.
Menghilangkan
Respons Terkondisi
Suatu respons terkondisi dapat menjadi tak
terkondisi. Suatu cara yang biasa ialah membuat situasi dimana objek ketakutan
itu diasosiasikan dengan pengalaman yang menyenangkan. Juga dapat dihilangkan
dengan mengulang stimulus buatan tanpa memberikan hadiah bagi respons tersebut
Pengalaman-pengalaman
traumatis
Dalam mempelajari kecemasan dan kecemasan yang ada
pada sumber langsung dari gangguan tingkah laku fungsional – individu yang
telah mengalami suatu trauma, yang merupakan stimulus tak terkondisi
memberikoan respons pada trauma itu. Suatu pengalaman traumatis adalah
guncangan emosional yang sekurang kurangnya untuk sementara orang itu hanya
melihat sedikit kesempatan untuk mempertahankan keamanannya. Seseorang yang
telah mengalami trauma, yang diberinya respons dengan kecemasan yang luar biasa
dan kemudian ditambah lagi dengan disorganisasi emosional, mungkin menjadi bingung
dalam mengalami penyebab-penyebab actual dari pengaruh-pengaruh itu. Stimulus-stimulus
yang berasosiasi menjadi Stimulus-stimulus terkondisi dan dengandemikian cukup
berpotensi untuk membangkitkan kecemasan atau bahkan respons ketakutan.
Insight (Pemahaman)
Para psikolog Gestalt mendefinisikan insight sebagai
persepsi tentang suatu arti secara tiba-tiba tanpa ada kaitanya dengan
pengalaman sebelumnya. Insight adalah melihat hubungan-hubungan baru,
mengatur kembali factor-faktor yang terus menerus ada ke dalam suatu pola yang
baru . kecepatan untuk mencapai insight berbeda-beda tergantung pada kesulitan
masalah, semakin tinggi tingkat kesulitan maka semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai Insight, dalam psikoterapi Insight dapat
membantu seorang terapis untuk melihat apa masalah yang sebenarnya.
Perkembangan Insight berkaitan erat dengan
hadiah dan hukuman. Bila insight yang diterapkan dapat memberikan hadiah
bagi orang yang membuatnya dalam suatu hal, maka ia akan meneruskan hal yang
telah diperbuatnya itu begitu juga sebaliknya jika yang didapat adalah sebuah
hukuman yang didapat, maka ia akan menghentikan hal itu.
Belajar Uji Coba
Dalam belajar uji coba (Trial
and error learning), orang yang belajar berusaha melakukan berbagai
gerakan, rupanya secara serampangan dan
tidak mengenal hubungan antara gerakan-gerakan itu dengan hasil-hasil yang
ingin dicapai, gerakan yang berhasil ialah yang sering diulangi dalam
percobaan-percobaan berikutnya dan gerakan yang salah lambat laun hilang.
Dalam belajar coba-coba seperti
dalam insight, tingkat kesulitan dari masalah bagi subjek yang
memecahkanya adalah penting. Apabila masalahnya sangat sederhana, langkah
pertama mungkin merupakan respons yang tepat. Misalnya orang dewasa diberikan
teka-teki yang berlaku untuk anak kecil mungkin akan berhasil dalam sekali
coba. Tetapi jika diberikan tingkatan rumit, mungkin akan membuat banyak
langkah untuk menemukan jawaban yang tepat.
REDUKSI TEGANGAN
Hendaknya
diperhatikan dalam penyesuaian diri sesudah motivasi dan frustasi serta/konflik
adalah tegangan emosi. Apabila tegangan emosi itu ada, maka individu berusaha
untuk mereduksikanya. Kebanyakan yang terjadi pada akirnya ia mengadakan
respons yang membawa hasil yang diinginkanya. Penyesuaian diri telah dilakukan
dan kegiatan yang bermotivasi berakhir. Penyesuaian diri dapat didefinisikan
sebagau reduksi tegangan. Penyesuaian diri ini mungkin bukan penyesuaian diri
yang baik dalam arti bahwa tingkah laku yang dipilih dapat diterima atau
diinginkan masyarakat atau penyesuaian diri tersebut diinginkan oleh individu
karena memberikan perasaan lega dalam jangka waktu lama.
AKIBAT-AKIBAT
Tahap terakhir dalam urutan diri adalah
akibat-akibat yang berkaitan dengan masa yang akan datang dan juga masa
sekarang karena individu-individu cenderung mengulangi respons-respons yang
mereduksikan tegangan. Sekarang ada suatu faktor yang harus diperhitungkan
apabila individu mengadakan respons-respons teradap penyesuaian-penyesuaian
diri yang baru, yakni “hokum akibat” , atau apa yang dinamakan Hull, “hukum
kekuatan primer” (the law of reinforcement)
Hukum
Akibat
Seperti
yang telah di kemukakkan, hukum akibat memberi penekanan yang sama terhadap
hadiah dan hukuman. Tetapi, percobaan-percobaan yang dilakukan kemudian
menunjukan bahwa akibat-akibat dari keduanya terhadap hadiah dan hukuman
menunjukan bahwa akibat-akibat dari keduanya sama sekali tidak sama karena
hadiah jauh lebih berpengaruh. Ini tidak dikatakan bahwa hukuman tidak
berakibat pada belajar. Ada akibatnya, tetapi tidak langsung daripada yang
dipikirkan semula.
Meskipun hadiah lebih efekif
daripada hukuman dalam mempengaruhi arah tingkah laku, namun faktor waktu tidak
boleh diabaikan dalam menilai potensi yang relative dari kedua stimulus ini.
Hukuman langsung mungkin akan lebih berpengaruh terhadap tidakan yang diambil
dibandingkan dengan hadiah yang ditunggu lama. Demikian juga sebaliknya, hadiah
langsung mungkin akan lebih berpengaruh terhadap tindakan yang diambil
dibandingkan dengan hukuman yang di tunggu lama. Faktor waktu dalam hadiah dan
hukuman sangat penting dalam pendidikan anak dan juga dalam memahami tingkah
laku neurotik.
MEKANISME-MEKANISME
PERTAHANAN DAN PENYESUAIAN DIRI
Tipe
tingkah laku yang dinamakan mekanisme-mekanisme pertahanan pada mulanya dikenal
sebagai mekanisme-mekanisme pertahanan ego yang dikemukakan Freud dan
pengikutnya. Kemudian cara-cara yang sama untuk bertindak digambarkan sebgai
teknik-teknik dasar penyesuaian diri. Mungkin mekanisme-mekanisme ini dapat
diistilahkan dengan pelindung-pelindung konsep diri (self-concept). Walaupun
mekanisme-mekanisme ini diberi sebutan yang berbeda-beda tetapi umum menerima
bahwa mekanisme-mekanisme ini merupakan cara-cara berharga yang digunakan
individu untuk mengungkapkan tindakan-tindakanya.
MEKANISME-MEKANISME
PERTAHANAN
Ciri-ciri
Khas Mekanisme-Mekanisme Pertahanan
Untuk
memahami mekanisme-mekanisme pertahanan, cara bagaimana digunakan, dan
hasil-hasilnya, maka akan lebih berguna apabila diperhatikan hal-hal berikut.
Mekanisme-Mekanisme
Pertahanan adalah Tingkah Laku-Tingkah Laku Normal
Dalam
batas-batas tertentu, mekanisme-mekanisme pertahanan ini digunakan oleh setiap
orang.
Hipotesis Frustasi-Agresi
Frustasi
mengakibatkan agresi yang mungkin diarahkan kepada orang-orang yang telah
menyebabkan frustasi pada substitusi, atau jug diarahkan kedalam, yakni pada
diri sendiri. Dollard dengan kawan-kawannya (Dollard, et al., 1939) mengemukakan dalil sebagai berikut:
“..
terjadinya tingkah laku yang agresif selalu mengandalkan adanya frustasi dan
sebaliknya adanya frustasi selalu menyebabkan suatu bentuk agresi. Dari
observasi sehari-hari rupanya masuk akal kalau dikatakan bahwa tingkah laku
agresif dengan berbagai macam bentuk biasanya dikenal selalu dapat ditelusuri
dan disebabkan oleh suatu bentuk frustasi. Tetapi tidak begitu segera kelihatan
bahwa bilaman saja terjadi frustasi maka tidak bisa tidak akan terjadi agresi
dengan macam dan tingkat tertentu. Pada banyak orang dewasa dan bahkan
anak-anak, frustasi mungkin diikuti oleh sikap yang jelas dan begitu cepat
menerima situasi dan dapat menyesuaikan diri kembali sehingga orang sia-sia
mencari kriteria yang relatif kasar dan biasanya dianggap sebagai yang memberi
ciri khas pada perbuatan yang agresif. Tetapi harus diingat bahwa salah satu
pelajaran paling awal yang dipelajari manusia sebagai akibat dari kehidupan
sosial adalah menekan dan menahan reaksi-reaksi yang terang-terangan agresif.
Tetapi ini tidak berarti bahwa kecenderungan-kecenderungan reaksi seperti itu
dengan demikian dihilangkan, melainkan telah ditemukan bahwa reaksi-reaksi itu
tidak dilenyapkan meskipun untuk sementara ditekan, ditunda, disembunyikan,
dipindahkan atau dibelokkan dari tujuannya yang langsung dan egois.”
Agresi
langsung adalah cara yang normal untuk mempertahankan harga diri apabila
mengalami frustasi. Jika seorang anak laki-laki ditempat bermain diolok-olok
oleh teman sekelasnya, maka sangat wajar kalau ia berusaha mempertahankan
statusnya dengan memukul roboh temannya itu. Tetapi kalau ia takut memberikan
respons secara langsung seperti itu, maka frustasi-frustasi yang dialaminya
disekolah mungkin disalurkan melalui tingkah lakunya yang agresif dirumah. Ia
mungkin menjadikan adiknya sebagi sasaran pelampiasan dan memukulnya
keras-keras atau mungkin ia bertingkah laku dengan memberontak terhadap orang
tuanya. Ia berpendapat bahwa ia harus sesuatu untuk meredakan tegangan yang
disebabkan oleh frustasi-frustasi yang telah dialaminya dalam situasi lain.
Toleran terhadap Frustasi
Toleransi
terhadap frustasi adalah kemampuan individu untuk menahan penundaan, rintangan,
atau konflik tanpa menggunakan tingkah laku yang tidak dapat menyesuaikan diri
atau menderita disorganisasi kepribadian (Leher & Kupe, 1955).
Suatu
situasi yang menyebabkan frustasi juga akan berbeda-beda artinya bagi kita
tergantung pada apakah kita berpendapat bahwa hal itu disebabkan oleh beberapa
pengaruh dari luar yang kurang atau sama sekali tidak dapat dikontrol, atau
apakah kita berpendapat bahwa kita sendirilah yang telah menyebabkan munculnya
frustasi dengan perbuatan-perbuatan kita sendiri. Jika kita datang terlambat
kesekolah mungkin sekali kita meras jauh lebih enak apabila penyebab dari
keterlambatan kita itu adalah kemacetan lalu lintas dan bukan karena bangun
terlambat. Jika penyebab dari peristiwa yang menimbulkan frustasi itu adalah
pengaruh dari luar yang bukan tanggung jawab kita, maka kita tidak merasa
bersalah mengenai peristiwa tersebut.
Konflik
Konflik
sama seperti frustasi merupakan pengalaman individual dan selalu menimbulkan
tegangan emosi. Konflik adalah tegangan dalam diri kita apabila kita berusaha
mencapai keputusan yang memuaskan terhadap situasi-situasi yang sama tidak
menariknya. Atau dapat juga dikatakan keadaan jiwa yang tegang sebagi akibat
dari bentrokan antara motivasi-motibasi yang bertentangan. Pengaruh konflik
pada tingkah laku akan tergantung pada kekuatan konflik-konflik itu sendiri dan
juga pada tipe kepribadian yang dimiliki seseorang. Orang yang neurotik tidak
mampu mengatasi konflikny sekalipun konflik itu kecil. Tetapi orang yang normal
akan menemukan cara-cara untuk memecahkan konflik-konfliknya melalui
pertimbangan yang cerdas terhadap masalah-masalahnya.
Psikoanalisis
menekankan pentingnya konflik-konflik dalam kehidupan seorang individu.
Kekuatan yang terlibat dalam konflik itu disebut id, ego, superego. Menurut Freud, Id tidak memliki organisasi
dan kesatuan kemauan, ia hanya memiliki impuls untuk mencapai kepuasan akan
kebutuhan-kebutuhan instingsif sesuai dengan prinspi kenikmatan. Id tidak
mengetahui nilai, yang baik dan yang buruk, moralitas. Sebaliknya superego
didefinisikan Freud sebagai wakil dari semua larangan moral, penyokong impuls
kearah kesempurnaan, pendeknya seperti kita pahami secara psikologis tentang
apa yang disebut orang hal-hal yang lebih tinggi dalam kehidupan manusia.
Id
dan superego selalu berperang. Akibatnya pasti akan terjadi bencana kalau tidak
ada ego yang bertindak sebagai perantara.
“Setiap
gerakannya diawasi oleh superego yang keras itu yang menghambat norma-norma
tingkah laku tertenut. Tanpa memperhatikan beberapa kesulitan yang berasal dari
Id dan dunira luar dan apabila norma-norma ini tidak diikuti, maka ia menghukum
ego dengan perasaan bersalah. Dengan demikian karena didorong terus oleh id
dikepung oleh superefo dan ditolah oleh kenyatan, maka ego berjuang untuk
melakukan tugas ekonomisnya dalam mereduksikan kekuatan-kekuatan dan
pengaruh-pengaruh yang bekerja didalamnya dan terhadapnya supaya tercapai
semacam keselarasan dan kita dapat memahami dengan baik apa sebabnya kita
bergitu sering tidak dapat menahan keluhan “Hidup itu tidak mudah” apabila ego
terpaksa mengakui kelemahannya, maka ia mendapat kecemasan, kecemasan terhadapa
kenyataan dalam berhadapan dengan dunia luar, kecemasan moral dalam berhadapan
dengan superego, dan kecemasan neurotk dalam berhadapan dengan nafsu-nsfsu dari
id” (Freud, 1933).
Konflik Mendekat-Mendekat
Dalam
konflik ini seseorang berhadapan dengan masalah memilih antara dua tujuan
positif. Biasanya ini bukan merpuakan tugas yang sangat sulit, dan tegangan
emosi yang terjadi disini kecil. Suatu contoh dari konflik yang sederhana ini
misalahnya, seorang siswa pada hari libur harus memutuskan apakah pergi
berenang kepantai atau ketaman impian jaya ancol.
Konflik Menjauh-Menjauh
Konflik
semacam ini biasanya lebih hebat dari pada konflik mendekat-mendekat. Individu
sekarang terperangkap dalam situasi dimana harus memlih antara dua atau mungkin
juga lebih rangkaian tindakan yang negatif. Karena adanya ancaman dalam situasi
demikian, maka ia mungkin tidak berbuat apa-apa atau mencarai cara untuk
melarikan diri. Biasanya kalau ia tidak berbuar apa-apa untuk memecahkan
konflik itu, maka ancaman tetap ada dan tegangan meningkat. Mungkin tidak lama
kemudian ia menemuikan cara untuk melarikan diri, yang mungkin bersifat
konstruktif atau destruktif, normal atau abnormal.
Konflik Mendekat-Menjauh
Karena
sifatnya yang khas, konflik ini sangat serius dari semua konflik yang lain. Ini
benar apabila konflik ini berkisat pada hubungan seseorang dengan orang lain
yang menarik, tetapi juga menjijikkan. Ia mungkin tertarik kepada orang lain
karena ketergantungan, afeksi atau bahkan karena cinta, tetapi sekaligus juga
orang itu menjijikkannya karena sifat-sifat kepribadiannya, atau lebih hebat
lagi karena takut atau benci. Apabila seseorang sangat tertarik kepada objek
atau individu yang ditakuti atau dibenci, maka tegangan dalam orang itu makin
hebat.
Konflik Ganda Mendekat-Menjauh
Konflik
ini sangat kompleks karena orang harus memilih beberapa langkah tindakan
berberda yang masing-masing memiliki aspek-aspek positif dan negatif. Setiap
alternatif mengandung hal-hal yang baik dan hal hal yang buruk. Orang yang
mengalami konflik seperti ini sekaligus ditarik dan didorong kebeberapa arah.
Orang itu terperangkap dalam kesulitan, kebinguan dan perasaan-perasaan
ambivalen. Keputusan yang jelas untuk tetap tinggal atau bergerak tidak
mungkin. Orang mengalami kepuasan, tetapi sekaligus juga mengalami ketidak
puasan dan kekecewaan.
TEGANGAN EMOSI
Tegangan
emosi adalah suatu perasaan tertekan atau menggelisahkan. Tegangan emosi
merupakan respons badaniah terhadap frusitasi-frustasi atau konflik-konflik
yang dialami individu selama selang waktu antara motivasi dan respons yang
berhasil. Oleh karena itu, tegangan emosi mempertahankan motif yang ada pada
saat itu, dan berfungsi sebagai dorongan untuk menemukan pemecahannya.
Emosi-Emosi yang Ringan
Emosi-emosi
yang ringan berupa perasaan-perasaan suasana hati, minat, sikap, dan prasangka.
Emosi-emosi yang ringan ini hanya berberda dalam derajatnya denganemosi yang
kuat. Bentuk-bentuk emosi yang ringan ini juga mempengaruhi tingkah laku dengan
mengurangi atau meningkatkan kapasitas individu untuk melakukan sesuatu secara
efektif.
Minat
adalah keadaan semosi yang ringan disertai beberapa tegangan yang menggerakkan
tingkah laku. Apabila bergabung dengan perasaan yan gmenyenangkan, amaka minat
akan meningkatkan produktivitas dan efektivitas
seseorang. Minat juga merupakan prasyarat yang penting untuk belajar.
Sikap adalah disposisi yang diperlihatkan individu dan yang menunjukkan
pendapat atau perasaan.
Perubahan Fisiologis yang Menyertai
Emosi
Gangguan-gangguan
fisiologis yang menyertai emosi bersifat tidak disengaja dan tidak berada dalam
kontrol ketika mempengaruhi fungsi dari struktur-struktur internal (yang
terdapat dalam individu). Ada bermacam-macam perubahan fisiiologis yang terjadi
bersamaan dengan emosi.
Gangguan-gangguan
yang berbeda-beda dalam fungsi fisiologis apabila diperkuat dengan gangguan
emosi yang kronis dapat menyebabkan banyak penyakit fisik, misalnya peptic
ulcer, radang usu besar, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, mengompol, dan
eksim.
Perkembangan Emosi
Pengalaman-pengalaman
emosi anak merupakan faktor-faktor dasar dalam pembentukan kepribadiannya.
Sebagai seorang bayi, dunianya begitu terbatas dan sagat banyak berurusan
dengan hal hal yang berada didekatnnya dan yang segera memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya. Bayi senang kalau digoyang-goyang dan dipeluk, mendapat
makanan dan meghisap jempol dan perasaan lain yang bersifat fisik. Boleh
dikatakan respons-respon emosinya berpusat disekitar kebutuhan-kebutuhan fisik
serta kepuasan-kepuasannya. Apabila kebutuhannya tidak dipenuhi makan ia segera
memperlihatkan perasaan tidak senangnya.
Aam Syuhada (10512003)
Anggi Christy (10512904)
Inka Noviansyah (13512734)
Kms.M.Hasan (14512113)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar